Pekanbaru, Riau – GanasNews
Direktur Utama, Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC), Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H., menggelar Pelatihan Jurnalistik Peningkatan Kompetensi Wartawan dan Pemimpin Redaksi Media Berita se – Provinsi Riau di Grand Central Hotel, Pekanbaru, Senin (3/6/24).
Pelatihan Jurnalistik ini merupakan agenda rutin PJC yang pada kesempatan ini Riau Petroleum (Perseroda) bertindak sebagai Sponsorship utama. Wahyudi tampil sebagai Pembicara Utama dengan materi “Strategi Wartawan Menerapkan Langkah-Langkah Profesional Menembus Narasumber”.
Sedangkan dua pembicara lainnya Owner GrizMedia, Jakarta, Gemal Abdel Nasser Panggabean, S.H., tampil dengan materi bertajuk: “Menjadi Jurnalis Era Digital” dan Advokat Senior, Asmanidar, S H., mengulas problematika peluang ancaman pidana bagi Jurnalis lewat materi: “Strategi Wartawan Menghindari Delik Pers”.
Dalam mengawali sambutannya Wahyudi yang sudah hampir 40 tahun menekuni profesi wartawan menyampaikan sebagai ‘Profesi Terbuka’ dengan kewenangan berburu informasi, seyogianya wartawan dapat dijadikan ‘Jembatan Emas’ menuju sukses.
“Ironis sekali, jika profesi mulya ini, yang mestinya sebagai jembatan emas untuk meraih sukses, justru dijadikan sarana berburu fulus skala recehan, ungkapnya.
Berbicara di hadapan 50 peserta yang didominasi para pemimpin redaksi media berita, jurnalis dan staf humas instansi itu, Wahyudi menyebut, wartawan mesti fokus berlatih skill jurnalistik serta fungsi dan kewenangan yang dimilikinya. Mulai dari Kode Etik, Teknik Wawancara Menulis Berita, Strategi Menembus Narasumber.
“Serta berbagai ilmu yang dibutuhkan seorang wartawan. Tetapi, aktivitas belajar itu tidak boleh berhenti,” imbuhnya.

Wahyudi yang juga seorang penulis buku-buku jurnalistik itu mengatakan, seni berkomunikasi menjadi ilmu terpenting bagi seorang wartawan dalam menjalani prosesi kinerja jurnalistiknya.
“Melengkapi skill jurnalismenya, kemampuan berkomunikasi yang baik tentu akan mendukung tugas seorang wartawan dalam menjalankan profesinya. Lantas, bukankah keberhasilan berkomunikasi menjadi penentu utama untuk meraih sukses?” Kata Wahyudi bertanya.
Sebaliknya, lanjutnya, bagi pihak-pihak yang mengaku sebagai wartawan, tetapi tanpa skill jurnalisme yang memadai karena malas belajar, justru akan berakibat fatal.
“Dari situasi loss skill jurnalistik inilah, ter semai bibit-bibit komunitas “Jurnalis Vulture” alias ‘Jurnalis Pemangsa Bangkai’ hasil pemerasan dan menyasar para oknum penguasa korup,” katanya.
“Untuk itu, tambah Wahyudi, jika ingin sukses para jurnalis, mesti meletakkan kemuliaan profesi wartawan pada proporsinya dengan kuasai ilmunya, jalani dengan sepenuh hati, taati kode etik, fokus dan terus belajar. Sukses adalah jawabannya,” pungkas Wahyudi.
(Robert Nainggolan)
+ There are no comments
Add yours